Arsip Materi

Radio Dakwah Online

Produk Spesial KALENDER HIJRIYAH 1432 H

Info Produk
Kalender ini sedang proses, insya Allah terbit akhir Dzulhijjah 1431 H dengan jumlah terbatas sesuai pesanan saja, silahkan langsung pesan dan bayar daripada nanti kehabisan, kalender akan kami kirim segera setelah terbit .

Insya Allah melengkapi nuansa Islami di dalam hidup anda menjelang 1432 H, kembali kami hadirkan produk spesial Kalender Islami 1432 Hijriyah berupa kalender dinding. Tahun lalu banyak yang tidak kebagian, segera pesan sebelum kehabisan!!

KALENDER DINDING 1432 H

Insya Allah pada akhir Dzulhijjah 1431 H ini, sebagaimana telah rutin setiap tahunnya, Al-Ilmu menerbitkan kembali produk spesial kalender hijriyah 1432 H bernuansa islami. Berikut gambar lembarannya:

– Spesial sekali setahun, jangan kehabisan!
– Kalender dinding penanggalan HIJRIYAH dan masehi
– Ukuran 31 cm x 47 cm, kertas artpaper 120gr
– Per lembar 2 bulanan, total 6 lembar
– Desain gambar pemandangan alam warna / fullcolour
– Disisipi kata-kata mutiara ulama salaf
– Kop tengah mengenalkan web-web ahlussunnah
(atau bisa kop tulisan sendiri jk membeli grosir)
– Pembelian grosir minimal 25 kalender, bisa dgn kop
standart kami, atau bisa juga minta disablon tulisan
logo/kop sendiri misalnya nama masjid, organisasi,
sekolah, perusahaan, toko, promo produk, dll.

Harga eceran hanya Rp.15.000,-
(grosir ada harga khusus, makin banyak makin murah)
PEMESANAN: 0817275237 (Abu Husain Munajat)
atau email ke: kalender@al-ilmu.com
pembelian eceran online di www.al-ilmu.com

Harga, (pesan segera sebelum kehabisan!)
Pembelian di bawah 25 eks: Rp.15000/eks (belum termasuk ongkos kirim), tulisan pada bagian kop mengenalkan pada situs-situs website ahlussunnah dan kata-kata mutiara manhaj salaf.
– harga grosir :
Pembelian di atas 25 eks: Rp.(hubungi kami)/eks (belum termasuk ongkos kirim)
Pembelian grosir makin banyak harga makin murah :
25 = Rp…..
50 = Rp…..
75 = Rp…..
100 = Rp….
150 = Rp…..
200 = Rp…..
(harga belum termasuk ongkos kirim)
– harga grosir kosongan (tanpa pencantuman tulisan logo/kop) Rp.(hubungi kami), jadi anda nanti bisa menyablonnya/mencetak kop sendiri.
– biaya kirim ditanggung pembeli (hubungi kami untuk keterangan lebih lanjut), untuk pembelian grosir biasanya biaya kirim per kalender tetap murah.
– desain di atas hanya contoh, insya Allah desain jadi akan kami tampilkan nanti jika sudah fix.
– produk eksklusif, dicetak terbatas sesuai jumlah pemesan, segera pesan sekarang juga sebelum kehabisan! (mohon maaf jika tahun lalu banyak yang tidak kebagian karena anda telat memesan).
– tambahan : untuk grosir dengan permintaan pencantuman logo/kop toko, perusahaan, organisasi/yayasan antum sendiri yang ma’ruf. Kami tidak melayani pencantuman logo/kop organisasi/yayasan keislaman yang kami ketahui menyimpang atau hizbiyyah. Cetak logo ada tambahan biaya sendiri.
– kalender diproduksi oleh divisi percetakan dan penerbitan Al-Ilmu, dengan membeli produk ini anda telah mendukung kegiatan dakwah Yayasan Darussunnah Al Islamy Yogyakarta.

Selengkapnya silahkan menghubungi kami melalui :
AL-ILMU.COM
Nitipuran No.285 Jl.Wates Km.2 Yogyakarta 55182
HP : 0817275237 atau 0852 2829 9340
Email : info@al-ilmu.com
BELI ONLINE DISINI…!

—————————————————————–

HUKUM MENGGUNAKAN KALENDER MASEHI

FATWA AL-LAJNAH AD-DÂ`IMAH LIL BUHÛTSIL ‘ILMIYYAH WAL IFTÂ`

[KOMISI TETAP UNTUK PEMBAHASAN ILMIAH DAN FATWA – ( SAUDI ‘ARABIA ) ]

Pertanyaan Ke-2 dari fatwa nomor 2072

Pertanyaaan : Bolehkah berinteraksi dengan kalender masehi dengan orang-orang tidak mengetahui kalender hijriyah, seperti kaum muslimin non arab atau atau orang-orang kafir mitra kerja?

Jawaban : Tidak boleh bagi kaum muslimin menggunakan kalender masehi karena sesungguhnya hal tersebut merupakan bentu tasyabbuh (menyerupai) [1] orang-orang nashara dan termasuk syiar agama mereka. Sebenarnya kaum muslimin, walhamdulillâh telah memiliki kalender yang telah mencukupi diri mereka yang mengaitkan mereka dengan Nabi mereka Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam sekaligus ini merupakan kemuliaan yang besar. Namun apabila ada suatu kebutuhan yang sangat terdesak maka boleh menggabung kedua kalender tersebut.

Wabillahit Taufiq. Washallallâhu ‘ala Nabiyinâ Muhammad wa Âlihi wa Shabihi wa sallam

Al-Lajnah Ad-Dâ`imah Lil Buhûtsil ‘Ilmiyah Wal Iftâ`

Anggota : Bakr Abû Zaid

Shâlih Al-Fauzân

‘Abdullâh bin Ghudayyân

Wakil Ketua : ‘Abdul ‘Azîz Âlusy Syaikh

Ketua : ‘Abdul Azîz Bin ‘Abdillâh bin Bâz

FATWA ASY-SYAIKH MUHAMMAD BIN SHÂLIH AL-’UTSAIMÎN

Pertanyaan: Fadhîlatusy Syaikh, pertanyaanku ini ada 2 hal. Yang pertama bahwa sebagian orang mengatakan kita tidak boleh mengedepankan kalender masehi daripada kalender hijriyyah, dasarnya adalah karena dikhawatirkan terjadinya loyalitas kepada orang-orang kafir. Akan tetapi kalender masehi lebih tepat dari pada kalender hijriyyah dari sisi yang lain. Mereka mengatakan sesungguhnya mayoritas negeri-negeri menggunakan kalender masehi ini sehingga kita tidak bisa untuk menyelisihi mereka.

Jawaban: Bahwa realita penentuan waktu berdasarkan pada hilâl merupakan asal bagi setiap manusia, sebagaimana firman Allah subhanahu wa Ta’ala :

يَسْأَلونَكَ عَنِ الأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

Mereka bertanya kepadamu tentang hilâl. Katakanlah: “Hilâl itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; [Al Baqarah: 189]

Ini berlaku untuk semua manusia

Dan bacalah firman Allah ‘Azza wa Jalla :

ِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” [At Taubah: 36]

Bulan-bulan apakah itu? Maka tidak lain adalah bulan-bulan yang berdasarkan hilâl. Oleh karena itu NabiShalallahu ‘alaihi wasallam menafsirkan bahwasannya empat bulan tersebut adalah : Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Inilah yang merupakan pokok asal.

Adapun bulan-bulan yang ada di tengah-tengah manusia sekarang ini adalah bulan-bulan yang bersifat perkiraan dan tidak dibangun di atas dasar yang tepat. Kalau seandainya hal itu berdasarkan bintang niscaya hal itu ada dasarnya karena bintang sangat jelas keberadaannya di atas langit dan waktu-waktunya. Akan tetapi bulan-bulan yang didasarkan atas prasangka tersebut tidaklah memiliki dasar. Sebagai bukti, di antara bulan tersebut ada yang 28 hari dan sebagiannya 31 hari yang semua itu tidak ada dasarnya sama sekali. Akan tetapi apabila kita dihadapkan pada dilema berupa kondisi harus menyebutkan kalender masehi ini, maka kenapa kita harus berpaling dari kalender hijriyyah kemudian lebih memilih kalender yang sifatnya prasangka dan tidak memiliki dasar tersebut?! Suatu hal yang sangat mungkin sekali bagi kita untuk menggunakan penanggalan hijriyyah ini kemudian kita mengatakan bahwa tanggal hijriyyah sekian bertepatan dengan tanggal masehi sekian. Karena melihat kebanyakan dari negeri-negeri Islam yang telah dikuasai oleh orang-orang kafir kemudian mereka merubah kalender hijriyyah tersebut kepada kelender masehi yang hakekatnya itu adalah dalam rangka untuk menjauhkan mereka dari perkara tersebut dan dalam rangka menghinakan mereka.

Maka kita katakan, apabila kita dihadapkan pada musibah yang seperti ini sehingga kita harus menyebutkan kalender masehi juga, maka jadikanlah yang pertama kali disebut adalah kalender hijriyyah terlebih dahulu kemudian kita katakan bahwa tanggal hijriyyah sekian bertepatan dengan tanggal masehi sekian.

Kemudian si penanya tadi mengatakan bahwa sisi yang kedua dari pertanyaan tersebut bahwa beberapa perusahaan mereka mengatakan bahwa kami tidak menggunakan kalender masehi ini untuk maksud berloyalitas kepada orang-orang kafir, akan tetapi karena keadaan perusahaan-perusahaan yang ada di dunia ini yang kita menjalin hubungan perdagangan bersamanya, menggunakan kalender masehi juga sehingga akhirnya kita pun mau tidak mau menggunakan kalender masehi juga. Kalau tidak maka disana ada suatu hal yang bisa memudharatkan diri kami baik dari hal-hal yang berkaitan dengan transaksi dagang dan sebagainya. Maka apa hukum permasalahan ini?

Jawabanya: Bahwa hukumnya adalah suatu yang mudah. Sebenarnya kita bisa menggabung antara keduanya. Misalnya engkau mengatakan bahwa aku dan fulan bersepakat dalam kesepakatan dagang pada hari ahad misalnya, yang hari tersebut bertepatan dengan bulan hijriyyah sekian, kemudian setelah itu baru kita sebutkan penanggalan masehinya, kira-kira mungkin tidak?

Penanya menjawab: Tentu, sesuatu yang mungkin.

(Liqâ`âtul Bâbil Maftûh)

FATWA FADHÎLATUSY SYAIKH SHÂLIH BIN FAUZÂN AL-FAUZÂN

Pertanyaan : Apakah menggunakan kalender masehi termasuk sebagai bentuk wala’ (loyalitas) terhadap Nashara?

Jawab : Tidak termasuk sebagai bentuk loyalitas tetapi termasuk bentuk tasyabbuh (penyerupaan) dengan mereka (Nashara). Para shahabat pun tidak menggunakannya, padahal kalender masehi telah ada pada zaman tersebut. Bahkan mereka berpaling darinya dan menggunakan kalender hijriyyah. Ini sebagai bukti bahwa kaum muslimin hendaknya melepaskan diri dari adat kebiasaan orang-orang kafir dan tidak membebek kepada mereka. Terlebih lagi kalender masehi merupakan simbol agama mereka, sebagai bentuk pengagungan atas kelahiran Al-Masîh dan perayaan atas kelahiran tersebut yang biasa dilakukan pada setiap penghujung tahun (masehi). Ini adalah bid’ah yang diada-adakan oleh Nashara (dalam agama mereka).

Maka kita tidak ikut andil dengan mereka dan tidak menganjurkan hal tersebut sama sekali. Apabila kita menggunakan kalender mereka, berarti kita menyerupai mereka. Padahal kita -dan segala pujian bagi Allah semata- telah memiliki kalender hijriyyah yang telah ditetapkan oleh Amîrul Mu`minîn ‘Umar bin Al-Khaththâb bagi kita di hadapan para sahabat Muhajirin dan Anshar ketika itu. Maka ini sudah cukup bagi kita.

(Al-Muntaqâ min Fatâwa Al-Fauzân XVII / 5, fatwa no. 153 )
[1] Perbuatan tasyabbuh terhadap orang-orang kafir dilarang dalam Islam. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

« مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ »

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut.” [HR. Ahmad II/50 dan Abû Dâwud no. 4031. dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albâni dalam Al-Irwâ` no. 1269].

Leave a Reply

You can use these HTML tags

<a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>