Arsip Materi

Radio Dakwah Online

Pembatal Keislaman (2): Menjadikan Perantara antara dia dengan Allah dalam Peribadahan

Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan

Barangsiapa menjadikan antara dia dengan Allah perantara-perantara di mana dia berdoa, meminta dan bertawakal kepada mereka, maka dia telah kafir secara ijma’

Penjelasan:

Ini adalah salah satu dari jenis pembatal yang pertama, yaitu orang yang menjadikan antara dia dengan Allah ada perantara-perantara, akan tetapi Asy Syaikh rahimahullah memisahkannya dan menjadikannya sebagai pembatal keislaman yang tersendiri disebabkan banyak tejadinya perbuatan ini. Hal ini terjadi pada orang-orang yang mengaku Islam dan ini banyak terjadi pada para penyembah kubur; mereka mendekatkan diri kepada wali agar memberi syafa’at untuk mereka di sisi Allah atau agar menyampaikan kebutuhan-kebutuhan mereka kepada Allah –dengan persangkaan mereka- menjadikan perantara-perantara dari selain Allah subhanahu wata’ala, menyembelih untuk mereka, nadzar untuk mereka dan istighotsah dengan mereka.

Dan dia mengatakan: “Ini bukanlah syirik, ini hanyalah perantara, mencari perantara dan syafa’at yang bisa menyampaikanku kepada Allah. Ini adalah orang sholih yang punya kedudukan di sisi Allah, maka aku mendekatkan diri kepadanya agar dia mendekatkan diriku kepada Allah.” Ini adalah hujjahnya dan itu merupakan hujjah orang-orang musyrik yang terdahulu:

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى

“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak beribadah kepada mereka, melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (Az Zumar: 3)

Mereka mengatakan: kami tidak menjadikan mereka sebagai tandingan bagi Allah, akan tetapi kami menjadikan mereka sebagai perantara yang mendekatkan diri kami (kepada Allah), padahal Allah telah menamainya sebagai syirik (Allah berfirman):

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلا فِي الأرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dan mereka beribadah kepada selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemadharatan kepada mereka dan tidak (pula) mendatangkan kemanfaatan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuinya baik di langit dan di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).” (Yunus: 18)

Allah telah menamainya sebagai perbuatan syirik sedangkan mereka menamainya meminta syafa’at. Ini adalah realita yang terjadi, bahwasanya kebanyakan orang yang mengaku Islam dan apa yang mereka lakukan terhadap kuburan-kuburan sekarang, mereka menjadikannya sebagai perantara antara mereka dengan Allah.

Masalah ini tersamar atas kebanyakan orang, bahkan para penuntut ilmu dan di sana ada para ulama yang membela mereka dan mengatakan: “perkara ini bukanlah syirik, yang dimaksud syirik adalah beribadah kepada berhala dan mereka ini tidaklah beribadah kepada berhala.”

Ya Subhanallah, beribadah kepada berhala adalah salah satu jenis dari jenis-jenis perbuatan syirik. Yang dinamakan syirik adalah beribadah kepada selain Allah sama, saja apakah yang diibadahi berupa berhala, pohon, batu, kuburan, wali, malaikat ataupun orang-orang sholih, ini semua adalah syirik dan tidaklah yang dimaksud syirik itu hanya beribadah kepada berhala saja.

(Dinukil untuk Blog Ulama Sunnah www.ulamasunnah.wordpress.com dari 10 Pembatal Keislaman, karya Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan, penerjemah: Al-Ustadz Abu Hamzah Abdul Majid, Penerbit Cahaya Ilmu Press, Yogyakarta)

URL Sumber: http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/11/14/pembatal-keislaman-2-menjadikan-perantara-antara-dia-dan-allah-dalam-peribadahan/

Comments are closed.