Penulis: Syaikh Shalih Bin Abdillah Al ‘Ashiimy
Muqaddimah
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam untuk nabi dan rasul yang termulia, juga untuk keluarga dan para shahabatnya semua. Amma ba’du.
Ini adalah sebuah bingkisan yang diberkahi terhadap kitab “Ats Tsalatsatu Ushul wa Adilatuha” milik Al Imam Al Mujaddid Muhammad bin Abdil Wahhab (wafat th. 1206 H) Rahimahullah, yang telah ditulis oleh pena seorang yang alim Al Fadhil Muhammad At Thoyyib Al Anshori Al Madini (Wafat th. 1362H) Rahimahullah. Beliau menyusunnya dalam bentuk tanya jawab untuk mempermudah bagi para penuntut ilmu. Dan membantu bagi yang berhasrat mengambil ilmu. Kemudian aku sangat berkeinginan untuk mencetaknya dalam sebuah kemasan yang baru agar tersebar manfaatnya dan meluas dampak baiknya maka akupun menaruh perhatian untuk membenarkan huruf-hurufnya dan menata baris-barisnya dan mentahrij ayat-ayat serta hadits-haditsnya. Juga memberikan keterangan pada tempat-tempat yang diperlukan.
Semoga Allah memberikan manfaat dengan keberadaannya, memberikan apa yang menjadi tujuan pengarangnya. Allah penolang kita dan dia adalah sebaik-baik penolong.
10-8-1412 H
Ditulis oleh: Abu ‘Amr Shalih Al ‘Ashiimy
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kepada-Nya kita mohon pertolongan.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para shahabatnya semua.
S: Apa empat masalah yang wajib bagi setiap manusia untuk mempelajarinya?
J: Pertama: Ilmu yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal Agama Islam dengan dalil-dalilnya.
Kedua: Amal yaitu mengamalkan ilmu tersebut
Ketiga: Dakwah yaitu Mendakwahkan ilmu tersebut
Keempat: Sabar yaitu Bersabar atas berbagai ganguan dan rintangan dalam menuntut ilmu, beramal serta berdakwah.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
بسم الله الرحمن الرحيم (وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْأِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ .إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ( العصر:١-٣ )
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al ‘Ashr: 1-3)
S: Apa perkatan Imam As Syafi’i رحمه الله تعالى tentang surat ini?
J: ” لو ما أنزل الله حجة على خلقه إلا هذه السورة لكفتهم
“Seandainya Allah tidak menurunkan satu hujjah kepada makhluknya kecuali surat ini niscaya telah cukup bagi mereka.”
S: Apakah perkataan dan perbuatan itu sebelum ilmu ataukah ilmu terlebih dahulu sebelum keduanya ?
J: Ilmulah yang sebelum keduanya dengan dalil firman Allah Ta’ala:
(فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِك وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ)(محمد: ١٩)
“Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)
Maka Allah memulai perintah untuk berilmu sebelum berkata dan berbuat. Demikian dikatakan Imam Al Bukhari.
S: Apa tiga masalah yang wajib dipelajari sekaligus diamalkan?
J: (Pertama): Sesungguhnya Allah telah telah menciptakan kita dan memberikan rizki kepada kita dan tidak meninggalkan kita secara percuma begitu saja akan tetapi Allah mengutus Rasul kepada kita maka barang siapa yang mentaati rasul pasti masuk surga namun siapa yang mendurhakainya pasti masuk neraka.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِداً عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذاً وَبِيلاً) (المزمل: ١٥-١٦)
15. Sesungguhnya kami Telah mengutus kepada kalian seorang rasul, yang menjadi saksi terhadap kalian, sebagaimana kami Telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir’aun.
16. Maka Fir’aun mendurhakai Rasul itu, lalu kami siksa dia dengan siksaan yang berat. (QS. Al Muzammil: 15-16)
(Kedua): Sesungguhnya Allah tidak ridha untuk disekutukan dalam peribadahan kepada-Nya dengan seorang pun baik seorang malaikat yang sekalipun dekat dengan Allah ataupun seorang Nabi yang diutus-Nya.
S: Mana Dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُو مَعَ اللَّهِ أَحَداً) (الجـن:١٨.)
“Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin: 18)
(Ketiga): Bahwa siapa saja yang telah mentaati Rasul dan mentauhidkan Allah maka tidak boleh baginya berloyalitas (berkasih-sayang) terhadap orang yang memusuhi Allah dan Rasulnya sekalipun orang tersebut adalah kerabat dekatnya.
S: Apa dalilnya?
J :
( لا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْأِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ) (المجادلة :۲۲ (
“Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun ridha terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (Qs. Al Mujadilah: 22)
S: Apakah pengertian Al Hanifiyyah adalah agama Ibrahim?
J: Al-Hanifiyyah adalah Engkau beribadah kepada Allah semata seraya meikhlaskan agama bagi-Nya. Dan itulah yang Allah perintahkan kepada seluruh manusia dan untuk tujuan itu pula Allah menciptakan mereka.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْأِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ) (الذريات:٥٦)
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
S: Apa pengertian لِيَعْبُدُون (supaya mereka beribadah kepada-Ku)
J: Maknanya: agar mereka mentauhidkan Aku serta aku perintah mereka dan juga aku larang mereka
S : Perkara apakah yang paling besar yang Allah perintahkan?
J: Tauhid
S: Apa itu Tauhid?
J: Mengesakan Allah dalam peribadahan dan menetapkan sifat-sifat yang Allah sifati diri-Nya dan yang Rasul mensifati-Nya serta mensucikan-Nya dari segala kekurangan dan sifat baru serta mensucikan-Nya dari keserupaan dengan makhluk-Nya.
S: Apa larangan Allah yang paling besar?
J: Syirik
S: Apa itu syirik?
J: Menyembah selain Allah di samping (menyembah) Allah. Dan kamu menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah dalam ibadah sementara Allah yang telah menciptakan kamu.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah:
(وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً )(النساء : ٣٦ )
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS. An Nisa’: 36)
( فلا تجعلوا للَّهَ أندادا ) (البقرة : ۲۲)
“Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah.” (QS. Al Baqarah: 22)
S: Apakah tiga landasan pokok yang manusia wajib mengetahuinya?
J: Seorang hamba mengetahui/mengenal Rabbnya, Agamanya dan Nabinya yaitu Muhammad.
S: Siapa Rabb kamu?
J: Rabb-ku adalah Allah yang telah menciptakan, memberi rezki dan mengatur aku dan mengatur seluruh alam. Dan Dia adalah sesembahanku yang tidak ada bagiku sesembahan selain Dia.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) (الفاتحة:۲)
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al Fatehah: 2)
Dan segala sesuatu yang selain Allah adalah alam dan saya termasuk salah satu dari alam.
S: Dengan apa kamu mengenal Rabbmu?
J: Aku mengenal-Nya dengan ayat-ayat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya: malam, siang, matahari, bulan, langit yang tujuh dan bumi yang tujuh serta siapa yang ada padanya dan apa saja yang ada diantara keduanya.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ) (فصلت:٣۷)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika kepada-Nya kalian memang beribadah.” (QS. Fushilat: 37)
Dan firman Allah Ta’ala:
(إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثاً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ) (الأعراف:٥٤)
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang Telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al A’raf: 54)
S: Apa Ar-Rabb itu?
J: Ar-Rabb adalah Tuhan, Pemilik, Pencipta dan Dzat yang mewujudkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan Dialah satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (البقرة:۲١) (الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشاً وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقاً لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَاداً وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ) (البقرة:۲۲)
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 21-22 )
Maka pencipta segala sesuatu ini, dialah yang berhak diibadahi.
S: Apa itu ibadah?
J: Ibadah adalah puncak ketundukan dan perendahan diri dan puncak kecintaan dan bergantungnya seseorang yang melakukan peribadahan tersebut. Dengan ungkapan yang lain,
Ibadah adalah: sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai Allah dan yang diridhai-Nya berupa ucapan maupum perbuatan yang dhohir maupun yang batin.
S: Berapakah macam ibadah yang Allah perintahkan?
J: Banyak sekali diantaranya: Islam, Iman, Ihsan, doa, khauf (rasa takut), Raja’ (rasa harap), Tawakkal, Raghbah, Rahbah, khusu’, Khasyah, Inabah, Isti’anah, Isti’adzah, Istighatsah dan menyembelih, Nadzar dan yang lainnya dari ibadah-ibadah yang Allah perintahkan. Kesemuanya itu khusus untuk Allah Ta’ala.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُو مَعَ اللَّهِ أَحَداً) (الجـن: ١٨)
“Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al Jin: 18)
Dan firman Allah Ta’ala:
(وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه ) (الإسراء : ۲٣)
“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.” (QS. Al Isra’: 23)
S: Apa hukum orang yang memalingkan sesuatu dari ibadah tersebut kepada selain Allah?
J: Siapa saja yang memalingkan dari jenis-jenis ibadah tersebut sedikit saja kepada selain Allah maka dia adalah musyrik kafir, walaupun ia sholat, puasa, dan haji dan sekalipun ia menyangka dirinya muslim.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ لا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ) (المؤمنون:١١۷)
“Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, Maka Sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” (QS. Al Mukminun: 117)
S: Apa dalil bahwa doa itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ) (غافر:٦٠)
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60 )
Dan sabda Nabi:
اَلدُّعَاءُ مُخُ الْعِبَادَةِ “Doa itu adalah sari patinya ibadah”
Dalam sebuah riwayat:
اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةِ “Doa itu adalah ibadah”
S: Apa dalil bahwa khauf (takut) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( فَلا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ)(آل عمران: ١۷٥)
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al Imran: 175)
S: Apa dalilnya bahwa Roja’ (berharap) itu ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً)(الكهف: ١١٠)
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al Kahfi: 110)
S: Apa dalilnya bahwa tawakkal adalah ibadah
J: Firman Allah Ta’ala:
عَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ)(المائدة : ٢٣)
“Dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al Maidah: 23)
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُه)(الطلاق:٣)
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At Thalaq: 3)
S: Apa Dalilnya bahwa Raghbah (harapan), Rahbah (takut), dan Khusyu’ itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ)(الانبياء: ٩٠)
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas (*). Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al Anbiya’: 90)
(*) Maksudnya: mengharap agar dikabulkan Allah doanya dan khawatir akan azabnya.
S: Apa dalilnya bahwa khosyah (takut) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( فَلا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي)(البقرة: ١٥٠)
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku (saja).” (QS. Al Baqarah: 150)
S: Apa dalilnya bahwa inabah (kembali bertaubat) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَه)(الزمر:٥٤)
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya.” (QS. Az Zumar: 54)
S: Apa dalilnya bahwa Isti’anah (minta pertolongan) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) (الفاتحة:٥)
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatehah: 5 )
Dalam sebuah hadits:
” إذا استعنت فاستعن بالله “
“Apabila kamu minta tolong mintalah pertolongan kepada Allah”
S: Apa dalilnya bahwa Isti’adzah (minta perlindungan) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ) (الناس:١)
“Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhannya manusia.” (QS. An Naas: 1)
S: Apa dalilnya bahwa Istighastah (mohon pertolongan saat genting) itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ )(لأنفال:٩)
“(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu.” (QS. Al Anfal: 9)
S: Apa dalilnya bahwa menyembelih korban itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ) (الأنعام: ١٦۲-١٦٣)
162. Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. 163. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An’am: 162-163)
Dan dalil dari sunnah adalah sabda Rasulullah:
” لَعَنَ الله ُمَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ “
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah”
S: Apa dalilnya bahwa nadzar itu adalah ibadah?
J: Firman Allah Ta’ala:
( يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْماً كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيراً) (الانسان:۷)
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al Insan: 7)
S: Apa pokok yang kedua (yang wajib dipelajari)?
J: Mengenal Agama Islam disertai dalil-dalilnya.
S: Apa Islam itu?
J: Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya dan tunduk dengan taat kepada-Nya dan berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.
S: Berapakah tingkatan agama itu?
J: Tingkatan agama ada tiga yaitu: Al Islam, Al Iman, dan Al Ihsan. Masing-masing tingkatan memiliki rukun.
S: Berapakah rukun Islam itu?
J: Rukun Islam ada lima yaitu:
1. شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله
Syahadat/bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah
2. إقام الصلاة Menegakkan sholat
3. إيتاء الزكاة Menunaikan zakat
4. صوم رمضان Puasa Ramadhan
5. حج بيت الله الحرام Haji ke Baitullah Al Haram
S : Apa dalilnya syahadat لا إله إلا الله أن?
J : Firman Allah Ta’ala:
( شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ) (آل عمران:١٨)
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Imran: 18)
S: Apa makna لا إله إلا الله?
J: maknanya: tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah
S: Apa maksud dari (لا إله)
J: Maksudnya adalah meniadakan seluruh apa yang disembah selain Allah
S: Apa maksud dari (إلا الله)
J: Maksudnya menetapkan ibadah hanya untuk Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya dalam peribadahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sekutu bagi-Nya pada kekuasaan-Nya.
S: Apa tafsir yang memperjelas hal tersebut?
J: Firman Allah Ta’ala:
( وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ) ( إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ) (وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ) (الزخرف: ۲٦ -۲٨)
26. Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya Aku berlepas diri terhadap apa yang kamu sembah,
27. Tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; Karena Sesungguhnya dia akan memberi hidayah kepadaku.”
28. Dan (lbrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal (sebagai pegangan) pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az Zuhruf: 26-28)
Dan Firman Allah Ta’ala:
(قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئاً وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضاً أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ) (آل عمران:٦٤)
“Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran: 64)
S: Apa dalilnya شهادة أن محمداً رسول الله ?
J: Firman Allah Ta’ala:
( لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ) (التوبة:١۲٨)
128. Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At Taubah: 128)
S: Apa makna شهادة أن محمداً رسول الله?
J: – Mentaatinya terhadap apa yang beliau perintah.
– Membenarkan terhadap apa yang beliau kabarkan.
– Meninggalkan apa yang beliau larang, dan
– Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan.
S: Apa dalilnya sholat, zakat sekaligus tafsirnya tauhid?
J: Firman Allah Ta’ala:
( وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ) (البينة:٥)
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5)
S: Apa dalilnya puasa?
J: Firman Allah Ta’ala:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) (البقرة:١٨٣)
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183)
S: Apa dalilnya haji?
J: Firman Allah Ta’ala:
( وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ)(آل عمران:٩۷)
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Ali Imran: 97)
S: Apa tingkatan kedua dari tingkatan agama Islam?
J: Tingkatan kedua adalah iman
S: Berapakah cabang iman itu?
J: Cabang iman ada 73 cabang, yang paling tinggi adalah ucapan (لا إله إلا الله) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu adalah cabang dari iman.
S: Berapakah rukun iman itu?
J: Ada enam yaitu engkau beriman kepada:
1. Allah
2. Para Malaikat-Nya
3. Kitab-kitab-Nya
4. Para Rasul-Nya
5. Hari Akhir
6. dan engkau beriman kepada Taqdir yang baik dan yang buruk
S: Apa dalilnya tentang hal itu?
J: Firman Allah Ta’ala:
(لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ )(البقرة : ١۷۷)
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi…” (QS. Al Baqarah: 177)
S: Apa dalilnya taqdir?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ) (القمر:٤٩)
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran taqdir.” (QS. Al Qamar: 49)
S: Apakah tingkatan agama Islam yang ketiga?
J: Tingkatan agama Islam yang ketiga adalah Ihsan
S: Apa itu ihsan?
J: Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan engkau melihat-Nya maka jika engkau tidak melihat-Nya maka (yakini) bahwa Dia melihatmu.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ) (النحل:١۲٨)
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)
Dan Firman Allah Ta’ala:
(وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ) (الشعراء: ۲١۷-۲۲٠)
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sholat). Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya dia adalah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. As Syu’ara: 217-220)
Dan Firman Allah Ta’ala:
(وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوداً إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ )(يونس : ٦١)
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.” (QS. Yunus: 61)
S: Apa dalil dari hadits tentang tiga tingkatan dalam agama tersebut?
J: Dalilnya dari Sunnah, ialah Hadits Jibril yang masyhur, yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ النَّبِي صلى الله عليه وسلم إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتىَّ جَلَسَ إِليَ النَّبيِ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِليَ رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلىَ فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنيِ عَنِ الإِْسْلاَمِ فَقَالَ ” أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاَ ” فَقَالَ صَدَقْتَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنيِ عَنِ الإِْيْمَانِ قَالَ ” أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَبِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ ” قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنيِ عَنِ الإِحْسَانِ قَالَ ” أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لمَ ْتَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ” قَالَ فَأَخْبِرْنيِ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ ” مَا المَْسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ” قَالَ فَأَخْبِرْنيِ عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ ” أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الحُفَّاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَاءِ يَتَطَاوَّلُّوْنَ فيِ الْبُنْيَانِ ” قَالَ فَمَضَى فَلَبِثْنَا مَلِيًا فَقَالَ ” يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ” قُلْتُ اَلله ُوَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ ” هَذَا جَبْرَئِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ أَمْرَ دِيْنِكُمْ .
“Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi , tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi , dengan menyandarkan lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata: ‘Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam’, maka beliau menjawab: ‘Yaitu: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana’. Lelaki itu pun berkata: ‘engkau Benar’. Kata Umar: Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata: ‘Beritahulah aku tentang Iman’. Beliau menjawab: ‘Yaitu: Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk’. Ia pun berkata: ‘engkau Benar’. Kemudian ia berkata: ‘Beritahulah aku tentang Ihsan’. Beliau menjawab: Yaitu: Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu’. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab: ‘Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya’. Akhirnya ia berkata: ‘Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu’. Beliau menjawab: Yaitu: ‘Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi’. Kata Umar: Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami terdiam sejenak, sehingga Nabi bertanya: Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu? Aku menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Beliau pun bersabda: ‘Dia adalah Jibril, datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.” (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya)
S: Apakah pokok yang ketiga (yang wajib dipelajari)?
J: Mengenal Nabi kita Muhammad
Beliau adalah Muhammad bin ‘Abdullah, bin ‘Abdul Muthallib, bin Hasyim. Dan Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, dan bangsa Arab adalah termasuk keturunan Nabi Isma’il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita seutama-utamanya shalawat dan salam.
S: Berapa umur Nabi?
J: Beliau berumur 63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau diangkat menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.
Beliau diangkat sebagai nabi dengan “Iqra” (surah Al-‘Alaq: 1-5), dan diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir. Tempat asal beliau adalah Makkah.
S: Dengan apa beliau diutus Allah?
J: Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah تعالى:
(يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ) (المدثر: ١-۷)
1. Hai orang yang berberselimut,
2. Bangunlah, lalu berilah peringatan!
3. Dan Tuhanmu agungkanlah!
4. Dan pakaianmu bersihkanlah,
5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah,
6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
S: Apa pengertian (قُمْ فَأَنْذِرْ) “Sampaikanlah peringatan”?
J: Pengertian: “Sampaikanlah peringatan”, ialah berikan peringatan untuk menjauhi syirik dan serulah kepada tauhid.
S: Apa pengertian (وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ) “Agungkanlah Tuhanmu”, dan (وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ) “Sucikanlah pakaianmu”?
J: Pengertiannya adalah Agungkanlah Ia dengan bertauhid (beribadah hanya kepada-Nya semata), dan “Sucikanlah pakaianmu”, maksudnya: Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.
S: Apa pengertian (وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ) dan “Ar Rujzu” maka tinggalkanlah
J: Pengertiannya adalah “Tinggalkanlah berhala-berhala itu”, dan “Hajruha” yaitu meninggalkannya beserta orang-orangnya dan berlepas diri darinya serta orang-orang yang memujanya.
S: Berapa lama beliau melakukannya?
J: Beliaupun melaksanakan perintah ini selama sepuluh tahun, (mengajak kepada tauhid). Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi’rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari’atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
S: Apa hijrah itu?
J: Hijrah ialah: Pindah dari negeri syirik ke negeri Islam. Dan dari lingkungan bid’ah ke lingkungan sunnah.
S: Apa hukumnya?
J: Hukum hijrah: bahwa Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam berlaku dari negeri syirik ke negeri Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai terbitnya matahari dari arah barat (hari kiamat).
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيراً. إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلا يَهْتَدُونَ سَبِيلاً. فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوّاً غَفُوراً) (النساء: ٩۷-٩٩)
97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri[*], (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kalian ini?”. mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kalian dapat berhijrah di bumi itu?” orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
98. Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
99. Mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An Nisaa’: 97-99)
[*] yang dimaksud dengan orang yang menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin Makkah yang tidak mau hijrah bersama nabi sedangkan mereka sanggup. mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.
Dan Firman Allah Ta’ala:
( يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ) (العنكبوت: ٥٦)
“Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah Aku saja.” (Qs. Al Ankabut: 56)
S: Apa yang menjadi sebab turunya ke dua ayat tersebut?
J: Sebab turunnya ayat yang pertama: Bahwasannya orang-orang dari penduduk Makkah telah masuk Islam dan mereka tertinggal tidak ikut hijrah bersama Rasulullah , dan sebagaian mereka mendapatkan ujian dan ikut bersama orang musyrik berperang pada perang Badar. Maka Allah enggan menerima udzur mereka maka mereka dibalasi jahanam.
Adapun ayat yang kedua, sebab turunnya, bahwa “Ayat ini adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman dan Allah memerintahkan untuk berhijrah.”
S: Apa dalil dari hadits yang menunjukkan tetap berlakunya hijrah?
J: Sabda Nabi:
“لاَ تَنْقَطِعُ الْهِجْرَةُ حَتَّى تَنْقَطِعَ التَّوْبَةُ وَلاَ تَنْقَطِعُ التَّوْبَةُ حَتىَّ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا”
Artinya: “Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat.”
S: Apa yang diperintahkan kepada Nabi setelah tinggal di Madinah?
J: Disyariatkan kepada beliau syariat Islam yang lainnya berupa zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan syariat-syariat Islam lainnya.
S: Berapa lama beliau menjalaninya?
J: Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari. Dan demikian inilah agama beliau tidak ada satu kebaikanpun kecuali beliau telah menunjukkannya kepada ummat, dan tidak ada satu kejelekanpun kecuali beliau telah memperingatkan untuk dijauhi.
S: Kebaikan apa yang ditunjukkan kepada ummat dan kejelekan apa yang beliau peringatkan?
J: Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala apa yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, sedangkan keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi adalah syirik dan segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
S: Apakah beliau diutus Allah khusus untuk bangsa tertentu atau untuk seluruh manusia?
J: Allah mengutus beliau untuk manusia seluruhnya dan Allah wajibkan atas seluruh jin dan manusia untuk mentaati beliau
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً)(لأعراف : ١٥٨)
Katakanlah: “Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepada kalian semua.” (QS. Al A’raf: 158)
Dan Firman Allah Ta’ala:
“Dan (Ingatlah) ketika kami hadapkan serombongan jin kepadamu (Muhammad) yang mendengarkan Al Quran.” (QS. Al Ahqaf: 29)
S: Apakah melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya atau Allah menyempurnakan setelah beliau meninggal?
J: Ya, Allah menyempurnakan agama melalui beliau (bahkan sebelum beliau meninggal) sehingga tidak membutuhkan sedikitpun tambahan untuk agama ini sepeninggal beliau.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْأِسْلامَ دِيناً)(المائدة:٣)
“… Pada hari ini(*), telah Aku sempurnakan untuk kalian agama-kalian dan Aku lengkapkan kepada kalian ni’mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Maaidah: 3)
(*) adalah hari Jum’at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.
S: Apakah dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah wafat?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عِنْدَ رَبِّكُمْ تَخْتَصِمُونَ) (الزمر: ٣٠-٣١)
Artinya: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula). Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah- bantahan di hadapan Tuhanmu.” (QS. Az-Zumar: 30-31)
S: Apakah manusia bakal dibangkitkan setelah matinya?
J: Ya, setelah manusia mati, mereka akan dibangkitkan kembali.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى) (طـه:٥٥)
“Dari bumi (tanah) Itulah kami menjadikan kamu dan kepadanya kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaa-haa: 55)
Dan Firman Allah Ta’ala:
(وَاللَّهُ أَنْبَتَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ نَبَاتاً) (ثُمَّ يُعِيدُكُمْ فِيهَا وَيُخْرِجُكُمْ إِخْرَاجاً) (نوح: ١۷ -١٨)
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, Kemudian dia mengambalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (QS. Nuh: 17-18)
S: Apa yang dialami setelah manusia dibangkitkan?
J: Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
( وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى) (لنجم:٣١)
“Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31)
S: Bagaimana hukum orang yang tidak mempercayai hari kebangkitan?
J: Barangsiapa yang tidak mengimani hari kebangkitan, maka dia adalah kafir.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ) (التغابن:۷(
Artinya: “Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakan: ‘Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah amat mudah bagi Allah.'” (QS. At-Taghaabun: 7)
S: Apa fungsi diutusnya Para Rasul?
J: Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan.
S: Mana Dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(رُسُلاً مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ) (النساء::١٦٥)
Artinya: “(Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu.” (QS. An-NisaA’: 165)
S: Siapakah rasul yang pertama? Dan siapa rasul terakhir?
J: Rasul pertama adalah Nabi Nuh ‘Alaihissalam. Dan rasul terkahir adalah Nabi Muhammad, serta beliaulah penutup para nabi.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِه)(النساء: :١٦٣)
Artinya: “Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya …” (QS. An-Nisaa’: 163)
S: Apa dakwah yang diemban oleh setiap rasul kepada umatnya?
J: Dakwah para Rasul adalah dakwah tauhid yaitu memerintahkan ummatnya untuk beribadah hanya kepada Allah semata dan melarang beribadah kepada thagut (sesembahan selain Allah).
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ )(النحل: :٣٦)
Artinya: “Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan) :’Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu …'” (An-Nahl: 36).
S: Apa itu Thagut?
J: Ibnul Qayyim Rahimahullah Ta’ala, telah menjelaskan pengertian thagut dengan mengatakan. “Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (dari yang ditentukan oleh Allah), berupa disembah, atau diikuti atau ditaati.”
S: Berapa jumlah thagut?
J: Thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima:
1) Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2) Orang yang disembah, dalam keadaan dia rela.
3) Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4) Orang yang mengaku tahu yang ghaib, dan
5) Orang yang berhukum dengan hukum selain yang diturunkan oleh Allah.
S: Apa dalilnya?
J: Firman Allah Ta’ala:
(لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ) (البقرة:٢٥٦)
“Artinya: Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan terputus tali itu. an Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256)
Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat syahadat “Laa Ilaaha Ilallah”.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعُمُوْدُهُ اَلصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اَلْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ”
Artinya: “Pokok agama ini adalah Islam (syahadat), dan tiangnya adalah shalat, sedang puncak bangunannya adalah jihad fi sabilillah.” (Hadits Shahih riwayat Ath-Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8)
والله أعـلــم
Hanya Allah-lah Yang Maha tahu.
Semoga shalawat dan salam senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad kepada keluarga dan para shahabatnya.
Bontang, 16 Muharram 1427H/15 Feb 2006M
Diterjemahkan dari kitab “TASHIL AL-USHUL ATS-TSALATSAH”
oleh: Abu Abdillah Muhammad Rifa’i Al Maghatani
Sumber: http://www.darussalaf.org/stories.php?id=196
Leave a Reply